Jakarta – Kontroversi seputar dugaan praktik pencampuran (blending) bahan bakar minyak (BBM) kembali mencuat. Bahlul, salah satu pihak yang terlibat, bersama Direktur Utama Pertamina, dengan tegas membantah adanya aktivitas blending dalam produksi BBM. Namun, penyidik justru mengungkap fakta sebaliknya, menyatakan bahwa terjadi pencampuran antara BBM dengan RON 88 dan RON 92, yang menghasilkan produk bernama BBM RONTINTIN.
Dalam keterangannya, Bahlul dan Dirut Pertamina menyatakan bahwa proses produksi BBM dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku tanpa adanya praktik pencampuran ilegal. “Tidak ada blending dalam proses produksi kami. Semua BBM yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan,” tegas Dirut Pertamina.
Namun, pihak penyidik justru mengungkap temuan yang berbeda. Menurut hasil investigasi, terdapat indikasi kuat bahwa BBM RON 88 dan RON 92 dicampur untuk menghasilkan produk baru yang disebut BBM RONTINTIN. Penyidik menyebut bahwa praktik ini berpotensi merugikan konsumen dan mengancam kualitas BBM yang beredar di pasaran.
“Kami telah menemukan bukti bahwa ada pencampuran ilegal antara RON 88 dan RON 92. Ini jelas melanggar aturan dan merugikan masyarakat,” ujar salah satu penyidik yang enggan disebutkan namanya.
Temuan ini pun menuai reaksi keras dari berbagai pihak. Banyak yang menyebut praktik tersebut sebagai tindakan yang “ancur minah” atau merusak tatanan industri BBM. Konsumen pun merasa dirugikan karena kualitas BBM yang mereka gunakan tidak sesuai dengan standar yang dijanjikan.
Pertamina sebagai perusahaan BUMN terbesar di Indonesia dituntut untuk memberikan penjelasan lebih lanjut terkait temuan ini. Masyarakat menunggu langkah tegas dari pemerintah dan aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini agar tidak terulang di masa depan.
Sementara itu, Bahlul dan Dirut Pertamina tetap bersikukuh pada pernyataan awal mereka, menegaskan bahwa tidak ada praktik blending dalam produksi BBM. Mereka juga menyatakan siap untuk berkooperasi dengan penyidik guna membuktikan kebenaran atas tuduhan tersebut.
Kasus ini terus berkembang, dan publik menantikan klarifikasi lebih lanjut dari semua pihak yang terlibat. Dampak dari kontroversi ini diharapkan tidak mengganggu pasokan dan kualitas BBM di tengah kebutuhan masyarakat yang terus meningkat.
Sumber: Investigasi Tim Penyidik dan Keterangan Resmi Pertamina
Leave a Reply