Advertisement

KORUPSI GAYA BARU PEJABAT DENGAN DALIH KELEBIHAN PEMBAYARAN


Sumatera Selatan, Rajawali Sriwijaya – Ali Sopyan Rajawali Antikorupsi memburu .dan akan mengadukan kepihak tipikor hal tersebut jika terdapat Adanya dugaan korupsi gaya baru dengan dalih Kelebihan pembayaran pasalnya Kelebihan Pembayaran Gaji dan Tunjangan pada 12 SKPD Pemerintah Kabupaten OKU pada tahun 2023 menganggarkan Belanja Pegawai sebesar Rp529.911.001.643,00 dengan realisasi sebesar Rp481.834.801.918,00 atau
90,93% dari anggaran. Nilai tersebut di antaranya direalisasikan untuk Belanja Gaji dan Tunjangan ASN sebesar Rp346.618.373.446,00, Tunjangan Profesi Guru sebesar Rp64.657.875.100,00, dan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) sebesar. Rp37.580.322.870,00.
Hasil pemeriksaan atas dokumen pertanggungjawaban Belanja Gaji dan Tunjangan menunjukkan terdapat kelebihan pembayaraan Gaji dan Tunjangan kepada 32 pegawai pada 12 SKPD sebesar Rp479.818.845,00. Kelebihan pembayaran tersebut antara lain disebabkan karena pegawai yang bersangkutan telah mutasi keluar, meninggal dunia, cuti
besar melahirkan anak keempat, tugas belajar, ditahan dan diadili atas kasus tindak pidana, tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah lebih dari 10 hari kerja secara terus-menerus, berstatus cerai, cuti melahirkan, berstatus sebagai Kepala Desa, dan menerima tunjunganProfesi Guru melebihi Gaji Pokok. Permasalahan tersebut telah dikonfirmasi kepada masing-masing pegawai terkait melalui Bendahara Gaji masing-masing SKPD. Berdasarkan permintaan keterangan kepada Kepala Sub Bidang Penatausahaan Belanja dan Pembiayaan Wilayah I Bidang Perbendaharaan BKAD selaku Koordinator Pembuat Daftar Gaji diketahui hal-hal sebagai berikut.

a. Tidak terdapat mekanisme berupa pedoman umum atau SOP dalam penyampaian dokumen berkas usulan perubahan Gaji dan Tunjangan, batas waktu penyampaian, dan jenis dokumen yang disampaikan ke Bidang Perbendaharaan BKAD selaku koordinator;

b. Penyampaian dokumen berkas usulan perubahan Gaji dan Tunjangan selama ini dapat dilakukan oleh masing-masing pegawai, Bendahara Gaji SKPD, atau Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM);

c. Penyampaian SK terkait perubahan status kepegawaian antara lain mutasi, tugas
belajar, cuti, dan hukuman disiplin oleh Bendahara Gaji SKPD, BKPSDM, ataupun
pegawai/keluarga pegawai bersangkutan kepada Koordinator Pembuat Daftar Gaji
BKAD sering terlambat;

d. Tidak terdapat laporan dari SKPD terkait ataupun BKPSDM mengenai pegawai yang
cerai, meninggal, dan tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah.

Mekanisme pengajuan Gaji dan Tunjangan secara terpusat di BKAD tersebut
menimbulkan kendala waktu dan akurasi. Hal ini dipengaruhi oleh faktor jumlah SKPD,
jumlah pegawai, jangkauan jarak lokasi SKPD dan pegawai terhadap lokasi BKAD.
Selanjutnya, tidak adanya mekanisme koordinasi antara BKAD, BKPSDM, dan SKPD
dalam pengajuan Gaji dan Tunjangan secara akurat dan tepat waktu berdampak pada
masing-masing pihak kurang memiliki tanggung jawab dalam akurasi nilai pembayaran Gaji dan Tunjangan. Mengacu pada dokumen anggaran, pejabat pengelola keuangan pada SKPD seharusnya bertanggung jawab penuh terhadap kebenaran pengeluaran belanja
termasuk Gaji dan Tunjangan.
Atas kelebihan pembayaran Gaji dan Tunjangan tersebut di atas, telah dilakukan
pengembalian ke Kas Daerah sebesar Rp76.092.721,00, sehingga sisa nilai kelebihan
pembayaran Gaji dan Tunjangan sebesar Rp403.726.124,00. Rincian permasalahan dapat dilihat pada tabel berikut. ( red )

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *