Advertisement

“Pena Tak Pernah Tumpul di Tangan Kebenaran”

By : Pajar Saragih
Dalam kehidupan yang terus bergerak maju, ada satu benda kecil yang kekuatannya kerap dilupakan: pena. Ia tampak sederhana, ringan, bahkan sering tertinggal begitu saja di meja atau sudut ruangan. Namun jangan keliru, ketika pena digunakan untuk menulis kebenaran, ia mampu menjadi senjata yang lebih tajam dari peluru.

Pena bukan sekadar alat tulis. Ia adalah simbol kecerdasan, kreativitas, dan peradaban. Di tangan seorang pemikir, ia bisa membuka tabir yang tersembunyi. Di tangan seorang jurnalis, ia mampu membongkar kebusukan kekuasaan. Di tangan seorang pendidik, pena adalah jembatan menuju masa depan yang cerah.

Namun kekuatan pena bukan tanpa resiko. Ketika sebuah tulisan mengungkapkan realita, akan ada yang merasa tercerahkan dan ada pula yang merasa terancam. Pena bisa menguntungkan pihak yang berdiri di atas nilai-nilai keadilan, tapi juga bisa meruntuhkan mereka yang hidup dalam kebohongan dan tipu daya.

Dalam sejarah, pena telah mengubah jalan hidup jutaan manusia. Ada yang terangkat derajatnya menjadi profesor, pemimpin, atau tokoh bangsa karena keberanian menyuarakan gagasan. Namun ada pula yang terjungkal dari kursi kekuasaan karena ulasan tajam dari goresan tinta yang jujur.

Ironisnya, peluru hanya bisa menghancurkan satu tubuh, tetapi pena bisa menembus jutaan jiwa. Goresannya memang tidak berdarah, tapi dampaknya bisa mengguncang dunia. Maka dari itu, jangan pernah meremehkan kekuatan pena.

Pena adalah alat peradaban. Ia menulis sejarah, menggurat masa depan, dan menorehkan makna hidup. Dan selama masih ada yang berani mengangkat pena untuk menulis kebenaran, maka tidak akan pernah ada kekuatan yang benar-benar mampu membungkam keadilan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *