Jakarta – Nasib rakyat kecil semakin terpuruk di tengah ketidakadilan yang terjadi di berbagai sektor. Sementara segelintir orang menumpuk kekayaan dengan cara yang tidak halal, rakyat kecil yang berjuang untuk sekadar menyambung hidup justru sering menjadi korban kebijakan dan tindakan represif aparat. Situasi ini memunculkan pertanyaan besar: Di mana hati nurani aparat?
“Dia jual hanya untuk menyambung hidup, bukan untuk menumpuk kekayaan. Tapi kenapa justru rakyat kecil yang selalu jadi korban?” tulis seorang warganet di media sosial, mencerminkan keprihatinan banyak orang.
Kasus-kasus terbaru, seperti penindasan terhadap pedagang kecil, penggusuran tanpa kompensasi yang layak, dan tindakan represif terhadap warga yang berusaha mempertahankan haknya, semakin memperlihatkan betapa nasib rakyat kecil semakin dikecilkan. Sementara itu, para koruptor dan pelaku kejahatan kelas kakap justru bebas berkeliaran tanpa tersentuh hukum.
“Kami hanya ingin hidup layak, tapi kenapa selalu dipersulit? Aparat seharusnya melindungi kami, bukan malah menindas,” ujar seorang pedagang kaki lima yang baru-baru ini menjadi korban penggusuran.
Banyak yang mempertanyakan peran dan integritas aparat dalam melindungi rakyat kecil. “Di mana hati nurani aparat? Apakah mereka tidak melihat penderitaan rakyat kecil yang berjuang setiap hari hanya untuk sesuap nasi?” tanya seorang aktivis sosial.
Masyarakat pun menyerukan keadilan dan perlindungan bagi rakyat kecil. “Pemerintah dan aparat harusnya berpihak pada rakyat kecil, bukan pada mereka yang sudah kaya raya. Jangan biarkan rakyat kecil terus menderita,” seru seorang tokoh masyarakat.
Di tengah situasi ini, harapan akan perubahan masih ada. Namun, tanpa komitmen nyata dari pemerintah dan aparat untuk melindungi rakyat kecil, sulit bagi perubahan tersebut untuk terwujud. Rakyat kecil hanya bisa berharap bahwa suatu hari nanti, keadilan benar-benar akan ditegakkan.
Leave a Reply