Jakarta – Situasi politik Indonesia semakin mirip dengan permainan “gali lubang tutup lubang”. Presiden yang berkuasa sering kali melindungi presiden sebelumnya, menciptakan lingkaran proteksi yang membuat berbagai kecurangan dan kejahatan masa lalu sulit terbongkar. Fenomena ini semakin nyata dengan terbentuknya koalisi besar yang disebut “Kim Plus”, yang diduga bertujuan untuk mencegah adanya kekuatan di DPR yang berupaya membongkar kejahatan masa lalu.
“Negara ini seperti lingkaran setan. Setiap yang berkuasa melakukan manuver politik untuk melindungi diri sendiri dan pendahulunya. Kecurangan demi kecurangan dalam setiap pemilu ditutup-tutupi agar tidak terbongkar,” ujar seorang pengamat politik yang enggan disebutkan namanya.
Koalisi “Kim Plus”, yang terdiri dari partai-partai besar pendukung pemerintah, dianggap sebagai upaya sistematis untuk mengamankan kekuasaan dan mencegah investigasi terhadap kejahatan masa lalu. Koalisi ini dinilai sebagai tameng politik untuk melindungi para elit dari pertanggungjawaban atas berbagai skandal yang terjadi selama mereka berkuasa.
“Kim Plus dibentuk bukan untuk kebaikan rakyat, tetapi untuk melindungi kepentingan para penguasa. Mereka takut jika ada kekuatan di DPR yang kompak membongkar kejahatan masa lalu,” tambahnya.
Masyarakat pun semakin skeptis terhadap sistem politik yang ada. Banyak yang merasa bahwa demokrasi di Indonesia hanya di permukaan, sementara di balik layar, para elit terus bermain kotor untuk mempertahankan kekuasaan dan kekayaan mereka.
“Presiden melindungi presiden sebelumnya, partai-partai saling berlindung, dan rakyat terus menjadi korban. Kapan kita bisa melihat keadilan yang sesungguhnya?” tanya seorang warganet di media sosial.
Fenomena ini juga memunculkan pertanyaan besar tentang masa depan demokrasi Indonesia. Apakah rakyat akan terus dibiarkan dalam kegelapan, ataukah ada harapan untuk perubahan yang lebih baik?
“Rakyat harus bangkit dan menuntut transparansi serta akuntabilitas dari para pemimpin. Jika tidak, kita akan terus terjebak dalam lingkaran gali lubang tutup lubang ini,” seru seorang aktivis prodemokrasi.
Di tengah situasi ini, harapan akan keadilan dan pemerintahan yang bersih semakin menguat. Namun, tanpa tekanan kuat dari masyarakat, sulit bagi perubahan nyata untuk terjadi. Apakah Indonesia akan terus terjebak dalam permainan politik para elit, ataukah rakyat akan berhasil memaksa perubahan?
Sumber Video : Kompas
Leave a Reply